1.1 Pengertian
Setiap matrik bujursangkar A selalu dikaitkan dengan suatu sknlar yang disebut Determinan. Sebelum mulai dengan yang lebih umum, kita ambil dahulu matrik A(2x2) sebagai berikut :
Didefinisikan ; det(A) = = ad -bc
Contoh :
A = maka det(A) = 1.5 – 3.5 = 5 – 15 = -10
2.2 PERMUTASI
Definisi :
Permutasi himpunan bilangan – bilangan bulat {1,2,3 …,n} adalah susunan bilangan – bilangan bulat ini menurut suatu aturan tanpa menghilangkan atau mengulangi bilangan – bilangan tersebut.
Contoh 4.1:
Ada 6 permutasi yang berbeda dari himpunan {1,2,3} yaitu {1,2,3}, {1,3,2}, {2,1,3}, {2,3,1}, {3,2,1}, {3,1,2}
Banyaknya permutasi dapat dihitung dengan factorial. Untuk contoh soal diatas 3! = 1.2.3 = 6
Definisi
Invers pada suatu permutasi (j1, j2, j3 …,jn) adalah adanya jk < ji (jk mendahului ji) padahal ji < jk (I dan k = 1, 2, . . ., n)
Contoh 4.2:
Berapa banyak invers yang terdapat pada permutasi {2, 1, 4, 3} ?
Ada 2 invers yaitu :
1. ji = 2 mendahului jk = 1, padahal 1 < 2
2. ji = 4 mendahului jk = 3, padahal 3 < 4
3.3 DETERMINAN
Cara termudah mencari determinan dari matrik bujursangkar untuk orde yang tidak terlalu besar adalah dengan metode SARRUS .
(-) (-) (-)
(+) (+) (+)
Contoh 4.3:
= 2.1.2 + 3.2.3 + 1.2.1 – 1.1.3 – 2.2.1 – 3.2.2
= 4 + 18 + 2 – 3 – 4 – 12 = 5
5.4 SIFAT – SIFAT DETERMINAN
1. det(A) = det(AT)
2. Tanda determinan berubah jika 2 baris atau kolom ditukar tempatnya.
3. Harga determinan menjadi l kali, bila suatu baris / kolom dikalikan dengan skalar l
5.5 MENGHITUNG DETERMINAN DGN REDUKSI BARIS
Metode ini penting untuk menghindari perhitungan panjang yang terlibat dalam penerapan definisi determinan secara langsung.
Theorema :
Jika A adalah matrik segitiga n x n, maka det(A) adalah hasil kali elemen – elemen pada diagonal utama, yaitu , det(A) = a11.a22.a33 .. ann
Contoh 4.4 : = (2) (-3) (6) (9) (4) = -1296
Contoh 4.5 :
Jawab :
Baris I ditukar dengan baris II ( H21), sehingga menjadi = -
= - 3 = (-3) (-55) = (-3) (-55) (1) = 165
Metode reduksi baris ini sangat sesuai untuk menghitung determinan dengan menggunakan komputer karena metode tersebut sistematis dan mudah diprogramkan.
5.6 MINOR, EKSPANSI KOFAKTOR, & ATURAN CRAMER
Minor aij adalah determinan submatrik yang tetap setelah baris ke – i dan kolom ke – j dicoret dari A . Dinyatakan dengan |Mij|.
Sedangkan bilangan (-1) i+j |Mij|dinyatakan oleh Cij disebut Kofaktor
Contoh 4.6 :
A = Minor dari elemen a23 = = 18 – 24 = -6
Kofaktor dari elemen a23 = (-1)(-6) = 6
Perhatikan bahwa kofaktor dan minor hanya berbeda pada tandanya, yaitu Cij = Mij . Cara cepat untuk menentukan apakah penggunaantanda + atau tanda – merupakan penggunaan tanda yang menghubungkan Cij dan Mij berada dalam baris ke – i dan kolom ke – j dari susunan :
Misalnya C11 = M11, C21 = -M21 , C44 = M44, C23 = -M23
Theorema
Determinan matrik A yang berukuran n x n dapat dihitung dengan mengalikan elemen – elemen dalam suatu baris (atau kolom) dengan kofaktor – kofaktornya dan menambahkan hasil kali – hasil kali yang dihasilkan, yaitu setiap 1 £ i £ n dan 1 £ j £ n , maka
det(A) = a1jC1j + a2jC2j + … + anjCnj
(ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke – j)
dan
det(A) = ai1Ci1 + ai2Ci2 + … + ainCin
(ekspansi kofaktor sepanjang baris ke – i)
Contoh 4.7 :
Dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama
= 3 - 1 + 0 = (3)(-4) – (1)(-11)
= -12 + 11
= -1
Definisi :
Jika A adalah sebarang matrik n x n dan Cij adalah kofaktor aij, maka matrik
Transpose matrik ini disebut Adjoin A dan sinyatakan dengan adj(A).
Jika A adalah matrik yang dapat dibalik, maka : A = adj(A)
ATURAN CRAMER
Theorema
Jika AX = B adalah sistem yang terdiri dari n persamaan linier dalam n bilangan tak diketahui sehingga det(A) 0, maka system tesebut mempunyai pemecahan unik. Pemecahan ini adalah :
dimana Aj adalah matrik yang didaptkan dengan mengantikan elemen- elemen dalam kolom ke j dari A dengan elemen matrik B =
Contoh 4.8:
Gunakan aturan Cramer untuk memecahkan
x1 + + 2x3 = 6
-3x1 + 4x2 + 6x3 = 30
-x1 - 2x2 + 3x3 = 8
Jawab :
Maka
0 comments:
Post a Comment